Prinsip
dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan
perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm (tergantung jarak
antartanaman). Penyiraman dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari
pagi dan petang selama 10 menit. Sistem tekanan air rendah ini menyampaikan air
secara lambat dan akurat pada akar-akar tanaman, tetes demi tetes.
Keuntungannya dengan sistem ini sedikit menggunakan air, air tidak terbuang
percuma, dan penguapan pun bisa diminimalisir.
Irigasi tetes tampaknya bisa dijadikan pilihan cerdas untuk mengatasi masalah
kekeringan atau sedikitnya persediaan air di lahan-lahan kering.
Irigasi tetes pertama kali digunakan di kawasan gurun dimana air
sangat langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok
untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di
dalam greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di
negara-negara maju di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas.
Drip irrigation dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan, sayuran,
tanaman keras, greenhouse, bedengan, patio dan tumbuhan di dak.
Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini cocok untuk kebun
perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse. Pada dasarnya siapapun
yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa
menggunakan sistem ini.
Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponennya utama adalah pipa
paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar digunakan
sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes.
Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes
diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman dengan jarak sesuai
jarak antar tanaman. Untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa air,
juga dilengkapi kran dan saringan air ke pipa utama, tidak lupa pipa konektor
untuk sambungan.
Dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot perlu
jumlah air yang banyak. Diperlukan sebanyak 400 galon air per jam, sementara
tanah tidak diberi waktu untuk menyerap air. Hasilnya air lolos di permukaan mengakibatkan erosi.
Sementara dengan irigasi tetes air bisa dihemat hingga 50%.
Drip irrigation tidak membuang-buang air, tidak menyebabkan
erosi dan sedikit air yang menguap. Air memiliki waktu untuk menyerap ke dalam
dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Hasilnya irigasi tetes memiliki
efisiensi hingga 95% dibanding sistem sprinkler yang hanya 50% - 65%.
Dengan penambahan pengatur waktu (timer) yang diprogram, sistem irigasi
ini secara otomatis akan menyiram tanaman dengan jumlah air yang tepat setiap
hari sementara anda bisa berleha-leha di rumah atau bisa tenang bepergian.
yup, pengairan merupakan hal sangat penting yg hrus dilakukan petani terutama dmusim kemarau
BalasHapushttp://www.indoplastik.com/products-page/selang-terpal-plastik/
System yang bagus, lebih mantab kalau di sertaikan gambarnya
BalasHapusKopenkudamai.blogdpot.com
BalasHapusMana gambarnya,,,
BalasHapus